DH. Ismail Sitanggang, M.Si, Direktur Visi Aulia Jaya Group, perusahaan yg bergerak di bidang Penerbitan, Percetakan, Event Organizer & Konsultan bisnis. Mantan Ketua Bid. Promosi Kader HMI cabang Ciputat, Ketua Dewan Predium Formasi, Pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, DPP BISMA dan pengurus KAHMI, kini dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Perusahaan Majalah CSR Review, pengurus CFCD DKI Jakarta, BKKKS Jakarta. Selain aktif mengurusi bisnis dan beragam organisasi yang diikutinya, ia juga mulai menekuni karir di bidang training motivasi dan tulis menulis. Suami dari Tety Muhithoh-Mahasiswi Pasca Sarjana UI- ini telah menulis 7 buku & puluhan buku lainnya yang ditulis bersama tim Visi Aulia Jaya dan rekan-rekan bisnisnya. Menurut Pengagum KH. Imam Zarkasyi, Achmad Bakrie, Om William ini, Indonesia akan sejahtera bila banyak pengusahanya. Untuk obsesi tersebut kini ayah tiga putra ini bersama timnya sedang bekerja keras membangun sekolah bisnis bagi tunas wirausaha muda dan UMKM. Yuk bersinergi membangun Indonesia Jaya. Kalau bukan kita siapa lagi...



Rabu, 08 September 2010

KENAPA INDONESIA BUTUH MINIMAL 10 JUTA PENGUSAHA ?



Menurut Sudhamek Agung dari Garuda Food, Peran strategis seorang pengusaha juga dapat dilihat dari peranannya sebagai agent of sosial change ( Agen perubahan sosial). Dimana perilaku atau kinerja seorang pengusaha dalam suatu usaha akan melahirkan nilai baru. Nilai tersebut akan ditiru oleh karyawan dan dibawa pulang kelingkungan masing-masing.

Bisa dibayangkan jika seorang pengusaha sukses yang memiliki nilai dan etos kerja professional tersebut memiliki 1000 orang karyawan dan masing-masing karyawan memiliki 5 anggota keluarga dan masing-masing menerapkan dengan baik sistem nilai baru yang positif yang didapatnya selama bekerja di perusahaannya, maka akan terjadi perubahan perilaku positif terhadap 6000 orang.

Illustrasinya adalah sebagai berikut:
1 Pengusaha Sukses = memiliki 1000 orang pekerja Unggul x 5 anggota keluarga ( 6000 org )
1 Pengusaha = setara dengan 6000 Orang( Pekerja + 5 Anggota Keluarga)

Bayangkan bila pengusaha tersebut berhasil mentransformasikan kinerja ungggul, nilai positif, karakter par -Excellent kepada karyawannya dan karyawan membuat nilai positif tersebut kedalam rumah tangga dan lingkungannya.

Kemudian, mari kita bayangkan juga kalau pengusaha tersebut mampu menerapkan etos bisnis par-excellent Goodcorporate Governance ( Tata kelola usaha yang terbaik ) dan CSR, maka dampak positifnya bagi kesejahteraan ekonomi karyawan, anggota keluarga dan lingkungan sosial disekitar perusahaan akan signifikan. Belum lagi kita bicara Pajak, royalti, kemitraan dengan UMKM dan riset bersama dengan Perguruan tinggi dan lain sebagainya.

Bagaimana jika jumlah pengusaha unggul bangsa kita sejumlah 2% dari total penduduk 230 Juta Jiwa, Yakni sekitar 6 Juta orang? Seperti apa Implikasinya dari segi kesejahteraan dan transformasi etos dan nilai keunggulan?

Illustrasinya adalah: 6 Juta Pengusaha Tangguh x 1000 Karyawan= 60 Juta warga bangsa kita akan berkinerja unggul atau memiliki etos entrepreneurship, sejahtera secara ekonomi dan diperkirakan akan mewarnai lingkungan masyarakat bangsa ini. Dalam jangka panjang sebagaimana dikatakan oleh Thomas L. Harrison tiga unsur yang mempengaruhi proses reproduksi pengusaha Tangguh yakni: Genetika, Cara berfikir dan lingkungan yang kondusif akan terbentuk dengan sendirinya seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

Bagaimana bila jumlah pengusaha tangguh kita mencapai 10 juta orang?

inilah implikasi positif lainnya dari pengusaha sebagai agent perubahan sosial yang efektif.
Bagaimana menurut sahabat sekalian?
Puluhan komentar tentang tulisan ini dapat dilihat:
http://www.facebook.com/notes.php?id=1098793217#!/note.php?note_id=135372313160759

Baca selengkapnya......

SAATNYA KAUM MUDA BERWIRAUSAHA




Pembangunan memang belum berhasil mensejahterakan seluruh masyarakat bangsa ini dalam usia 65 Kemerdekaannya. Namun demikian bukan berarti kemajuan tidak ada disana-sini. Kami menjadi saksi atas berbagai kemajuan yang telah dicapai bangsa ini.


Banyak kemajuan yang telah kita capai. Kini demokrasi sudah mulai tumbuh. Dulu kita takut berbicara secara terbuka. Dulu kita gemetaran menyampaikan kritik terhadap pemimpin kita. Tapi kini semuanya bebas sebebas-bebasnya. Sayangnya dalam banyak hal, seringkali kita keliru dan bahkan cenderung menggunakan kebebasan tersebut secara kurang bertanggung jawab.


Yuk, kita amati sejenak saja, bagaimana luapan ekspressi kebebasan masyarakat kita di dunia maya. Caci maki dan kritik tak bertanggung jawab menyembur dimana-mana.


Sebagai warga biasa, kami seringkali terkaget-kaget betapa " galak"nya masyarakat kita. Kok seenaknya menyemburkan cacian tanpa tedeng aling-aling dan itu dialamatkan kepada seseorang yang sedang kita percayai sebagai pemimpin.

Ironisnya lagi banyak dari para pengkritik itu adalah anak-anak muda, terdidik, sarjana dan cerdas pula. Saudara kita ini lupa diri bahwa ketika dia sudah menjadi sarjana dia juga merupakan elit negeri ini. Ingatlah sarjana direpublik ini tak lebih dari 1-5 % dari total penduduk.


Jadi siapapun yang berpedidikan sarjana, otomatis dia pemimpin yang seharusnya memiliki komitmen moral untuk berbagi sukses dengan mayoritas penduduk kita yang umumnya hanya tamat SD dan SMP.


Namun sayangnya banyak dari anak muda kita tersebut yang memilih untuk tidak mensyukuri anugrah intangible asset dalam dirinya dan selalu mengukur kesuksesan dari materi. Melihat kesenjangan yang terjadi dia kalap dan memilih untuk jadi tukang kritik tanpa merasa bertanggung jawab untuk sekedar urun rembug mengatasi masalah dilingkungannya. Kasihan orang tuanya yang telah banting tulang membiayai sekolahnya.

Kesenjangan ekonomi memang jadi isu yang seksi untuk digunakan menyulut konflk dan mempertajam perbedaan. Padahal kesenjangan itu adalah masalah laten seluruh bangsa terutama dunia ketiga.

Yang ingin penulis tekankan pada diskusi kali ini, adalah lebih baik para pemuda terdidik tersebut menjadi pioner kewirausahaan dilevel grasroot atau menjadi pendamping masyarakat dalam membuat proposal, membuat tata buku sederhana, dll.



Pemerintah mulai pro bisnis

Kini Pemerintah kita sudah mulai pro wirausaha. Banyak program pemerintah mulai dari KUBE, Koperasi pemuda, life skill, dl yang didedikasikan kepada warga masyarakat yang mau jadi pengusaha. DUnia usaha dan BUMN kita pun mulai memberikan perhatian besar bagi tumbuhnya tunas wirausaha muda. Ada dana CSR, PKBL, KUR, dll yang bisa dijadikan peluang sukses bagi generasi muda.

So, Yuk kita gunakan kesempatan emas tersebut untuk mengembangkan potensi terbaik kita. Saatnya Kaum muda utk menciptakan pekerjaan dan mandiri diatas kaki sendiri. Hanya bila setiap kita mau saling berkontribusi utk kebaikan diri, keluarga dan lingkungan, maka mimpi bersama kita untuk melihat Indonesia yang lebih baik menjadi kenyataan.

Jadi sempatkan sillaturahmi keinstansi yang kami sebutkan diatas dan tanyakan peluang apa yang bisa anda dapatkan. Curhat lah kepada mereka, niscaya mereka juga akan degnan senang hati membantu.


INI sekedar CURHAT saja sdrku. Maafkan atas segala kekurangan dan salam hangat untuk semua.

Baca selengkapnya......

KARYAWAN BERVISI WIRAUSAHA





Setelah menyeleksi kelengkapan administrasi, ketersediaan lowongan posisi diperusahaannya, dan melakukan test psikologi serta pit and propert test yang ketat akhirnya seorang bos turun langsung untuk melakukan final interview kepada calon manajer baru diperusahaannya.

" Berapa Gaji yang anda harapkan sehingga anda bisa fokus mengurusi usaha kami ini, termasuk memberikan waktu terbaikmu ketika dibutuhkan oleh perusahaan"? Tanya seorang pengusaha kepada calon manajer barunya - seorang anak muda, lulusan cumlade dari sebuah perguan tinggi elit dan juga pernah berpengalaman menjadi manajer diperusahaan lainnya.



Merasa bahwa Gaji yang diharapkan telah dituliskan dalam lamaran pekerjaannya, sang pemuda itu bingung untuk menjawab. Bukankah seharusnya sang pemilik usaha tersebut seharusnya, terlebih dahulu membaca jumlah gaji dan fasilitas yang diajukannya tersebut, sebelum membaca kelengkapan administasi yang lain, dan memanggilnya, pikirnya dengan kaca mata seorang karyawan.

" Maaf pak, kami sudah tuliskan jumlah gaji yang kami harapkan dalam lamaran kami" jawab calon manajer tersebut berkilah.


" Lho itukan gaji untuk seorang karyawan, bukan untuk manajer. Yang kami butuhkan adalah seorang manajer yang siap bekerja all out untuk kemajuan usaha ini dengan memberikan nilai tambah. Kami memerlukan ketegasan saudara: kenapa anda mengajukan jumlah gaji sebesar itu dan fasilitas sebanyak itu. Kontribusi apa yang bisa anda berikan untuk kemajuan usaha ini?". Tegasnya

Sang pemuda ini masih diam membisu.......

" 5 kali dari gaji yang anda ajukan pun dapat kami penuhi, asalkan anda bisa menyakinkan kami bahwa kontribusi anda lebih besar bagi kemajuan usaha ini-ketimbang kewajiban perusahaan untuk membayar anda " tegas sang Pemilik itu.

Sang pemuda itu diam seribu bahasa. Ia kecele. Baru kali ini ia mendapatkan big bos, setegas orang tua yang hanya tamat SLTA tersebut. Dia pikir dengar modal gelar Master yang menempel dinamanya serta deretan panjang pengalaman kerja dari satu perusahaan-keperusahaan lainnya, ia dapat mendikte sang Pemilik usaha yang tak sempat menikmati bangku kuliah tersebut.

Singkat cerita, sang calon manajer gagal menyakinkan sang Pemilik usaha tersebut karena ia tidak memahami visi dan mindset seorang pengusaha sejati dan hukum bisnis berbasis nilai tambah.

Sahabat Indonesia Yang SMART !

DIkantor anda, diperusahaan tetangga, ada ribuan bahkan jutaan karyawan bahkan manajer yang menggangap bosnya orang bodoh, bisa didekte, bisa diakali dan dieksploitasi. Barulah ketika seorang karyawan atau manajer tersebut terpaksa merintis usaha sendiri, baru dia sadar betapa hebatnya bos nya dahulu.

Kegagalan memahami visi dan mindset seorang pengusaha dan tiadanya spirit kerja sebagai ibadah dan aktualisasi diri serta ketiadaan mimpi atau cita-cita sang karyawan untuk menjadi pengusaha, merupakan penyebab rendahnya produktivitas kerja karyawan yang berimplikasi langsung terhadap rendahnya daya saing dunia usaha bangsa ini.


Mindset karyawan adalah barter waktu dengan Uang. Sementara mindset seorang pengusaha, adalah how to making sustainable profit ( membuat keuntungan perusahaan secara berkesinambungan ) dengan cara membuat nilai tambah yang indikatornya adalah produktivitas tim.

Siapapun yang bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan, sang pengusaha akan rela berbagi keuntungan dengan orang tersebut tanpa peduli latar belakang seseorang. Pengusaha menyadari betul bahwa usahanya hanya akan bisa bertahan dalam gelombang kompetisi hanya apabila ia dan timnya mampu membuat perusahaan bertumbuh dan membuat produk berkualitas- yang tentu saja membutuhkan tim kerja handal, tangguh, cerdas, berdedikasi serta mencintai perusahaan tersebut.

Kerja adalah Medium Pembelajaran bisnis Terbaik
Problem diatas semestinya tidak perlu terjadi, jika saja sejak awal seseorang melamar kerja disebuah perusahaan telah memiliki cita-cita untuk menjadi pengusaha ( belajar bisnis diperusahaan orang lain dan dengan modal orang lain), bukan semata-mata mencari pekerjaan ( barter waktu dan tenaga demi uang).

Seorang karyawan yang memiliki visi seorang pengusaha, ia akan jeli mengamati detail kegiatan usaha. Ia akan rajin mendokumentasikan setiap data dan fakta sebagai modal nya kelak ketika merintis usaha. Seorang karyawan bervisi wirausaha akan dapat menghargai lembar demi lembar kertas dikantornya, tetes demi tetes tinta dikantornya, melayani konsumen dengan sebaik-baiknya serta membangun networking terbaik dengan karyawan dari divisi lainnya dan last but not terus menerus meningkatkan kesempurnaan pekerjaannya untuk kesuksesan perusahaan.

Karyawan tersebut juga diam-diam akan menghitung, bahwa jumlah kontribusinya harus lebih besar daripada gaji dan fasilitas yang ia terima setiap bulannya. Singkat nya ia ingin menjadi Lebah yang memberikan madu bagi perusahaan tersebut bukan benalu yang membuat usaha bos nya bangkrut.

Bila karyawan sebuah perusahaan, kualitasnya seperti diatas, Mari bertaruh, karyawan semacam itu ketika akan mengundurkan diri dari perusahaan, maka bosnya akan menolaknya.

Namun bila tetap kekeuh untuk keluar, maka sang bosnya akan menawarkan jabatan yang lebih tinggi, atau reward yang lebih besar. Dan Bila dengan semua tawaran tersebut juga masih gagal untuk menahan sang karyawan idaman tersebut, sang Pengusaha tersebut akan rela untuk merogok koceknya dan memodali karyawannya tersebut untuk mendirikan usaha baru ( Joint bisnis ). Semoga Bermanfaat !


Komentar tntang tulisan ini lihat:
http://www.facebook.com/notes.php?id=1098793217¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=144205988944058

Baca selengkapnya......

Senin, 06 September 2010

Peringatan 65 Thn NKRI sebagai titik balik kebangkitan Bangsa



Peringatan 65 tahun Kemerdekaan RI, tampaknya akan menjadi titik balik bagi kebangkitan NKRI. Tanda-tanda kearah itu dapat dilihat dari semakin tingginya gairah sukses dikalangan rakyat dan semakin tingginya keinginan generasi muda dan warga untuk menjadi Pengusaha.

Lihatlah kini diskusi-diskusi kaum muda di Media Maya. Lihat juga beragam kritik mereka atas dominasi pengusaha asing dibidang pembangunan SDA strategis serta otokritik mereka atas lemahnya sumberdaya manusia unggul yang tidak kompatibel dengan kompetisi global - tampak mewarnai diskusi diberbagai situs tersebut.

Yang juga patut diapresiasi dari tanda-tanda kemajuan tersebut, adalah tumbuh trend kenegarawanan dikalangan masyarakat kelas menengah tersebut. Mereka tidak lagi terjerembab pada politik " cuci tangan" atau politik " lempar batu sembunyi tangan" yang selama ini mewarnai perdebatan mereka.

Cara-cara licik menghakimi penguasa dan menghakimi pemerintah tanpa dukungan data dan fakta yang utuh tampaknya mulai ditinggalkan dan digantikan dengan menyusun inisiatif bersama untuk bersinergi dengan pemerintah, dunia usaha dan menggelorakan semangat kemandirian dan kemajuan.

Fenomena baru ini hemat penulis disebabkan adanya kesadaran para pejabat dan pemimpin Politik untuk membuka dialog dengan rakyat. Tak sedikit Pejabat elit yang memandang media baru ini sebagai cara smart utk mendeteksi aspirasi rakyat.

Malah tak sedikit petinggi publik yang bersedia berdialog dengan para face booker, mejawab tuduhan, membela diri, menjelaskan kebijakan hingga melakukan edukasi dan bahkan menagih kontribusi face booker untuk juga memberikan kontribusinya utk bangsa.

Berbagai kemajuan demokrasi tersebut, serta tumbuhnya kesadaran warga untuk bertanggung renteng membangun bangsa, menjadi pemicu tumbuhnya ledakan kreativitas warga.

Luar biasa. Ketika kami menuliskan artikel ini, kami baru saja berkumpul dengan puluhan wartawawan, aktivis, pengusaha muda dan politisi muda untuk membangun forum komunitas sang Guru bangsa. Kami juga mendapat undangan untuk membentuk chapter-chapter pemberdayaan masyarakat di beberapa provinsi dan kabupaten, kami juga menerima udangan untuk bergabung dengan beragam grup kreatif lainya seperti: grup CSR, GRup Wirauasaha, grup training pengmbangan diri, grup Pecinta buku bermutu dan gurp tehnologi tepat guna, training center dan banyak prakarsa kreatif lainnya.

Melihat fakta yang membahagiakan ini, mengingatkan penulis atas pernyataan seorang motivator hebat asal Singapura yang lebih memilih untuk membuka cabang Trainingnya di Indonesia ketimbang di Malsysia- padahal negeri jiran yang sedang panen hasil pembangunan tersebut telah menawarkan berbagai kemudahan kepada sang motivator tersebut.
Dia katakan, " Gairah sukses di kalangan warga Indonesia sedang bertumbuh dan itu merupakan potensi bisnis motivasi dan training yang hebat. Sementara di Malaysia sedang tumbuh generasi ugal-ugalan, generasi penikmat pembangunan sebagai akibat dari ledakan hasil pembangunan karya orang tuanya. Sebagai motivator, kami lebih percaya bahwa sukses itu datang dari dalam diri bukan akibat paksaan atau rayuan dari luar ( eksternal). Fungsi motivator sejati sesungguhnya hanyalah merupakan mitra belajar" tegas sang Motivator tersebut.

Yes, sang motivator itu betul. Rakyat Indonesia kini sedang demam sukses, demam motivasi, puber aktualiasi sehingga beragam club -club pengembangan diri- klub wirausaha bagi jamur di musim hujan dan umumnya dipenuhi oleh para warga peminatnya.

Mengakhiri catatan sederhana ini, ingin rasanya penulis mengutip ungkapan seorang sahabat muda penulis yang juga seorang psikolog dan motivator yang dengan tegas menyatakan doa amalannya yaitu: " Tuhan tolong jangan cabut nyawaku sebelum aku berhasil membuat satu kontribusi untuk mensejahterakan bangsaku".

Kami tersentak kagum mendengar ungkapan heroik pemuda berusia tiga puluh tahun tersebut seraya berdoa dalam hati, Amin -Amin dan berikan lah Ya Tuhan kekuatan lahir bathin bagi penulis untuk juga bisa memberikan kontribusi yang sama dibidang kewirausahaan. Kami percaya ungkapan Prof M. Yunus " apabila masalah sosial tinggi disuatu negara masalah solusinya adalah kewirausahaan".

Sudaraku, apabila setiap anak negeri punya mission dalam hidupnya seperti sang psikolog muda diatas, niscaya kita akan melewati detik demi detik waktu kita untuk berkarya, membuat nilai tambah bagi kebaikan diri, keluarga komunitas dan Bangsa.
Kami juga meyakini, peringatan 65 tahun kemerdekaan RI akan jadi titik balik bangsa ini untuk meraih kejayaannya. Dirgahayu ke 65 NKRI.

Baca selengkapnya......