DH. Ismail Sitanggang, M.Si, Direktur Visi Aulia Jaya Group, perusahaan yg bergerak di bidang Penerbitan, Percetakan, Event Organizer & Konsultan bisnis. Mantan Ketua Bid. Promosi Kader HMI cabang Ciputat, Ketua Dewan Predium Formasi, Pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, DPP BISMA dan pengurus KAHMI, kini dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Perusahaan Majalah CSR Review, pengurus CFCD DKI Jakarta, BKKKS Jakarta. Selain aktif mengurusi bisnis dan beragam organisasi yang diikutinya, ia juga mulai menekuni karir di bidang training motivasi dan tulis menulis. Suami dari Tety Muhithoh-Mahasiswi Pasca Sarjana UI- ini telah menulis 7 buku & puluhan buku lainnya yang ditulis bersama tim Visi Aulia Jaya dan rekan-rekan bisnisnya. Menurut Pengagum KH. Imam Zarkasyi, Achmad Bakrie, Om William ini, Indonesia akan sejahtera bila banyak pengusahanya. Untuk obsesi tersebut kini ayah tiga putra ini bersama timnya sedang bekerja keras membangun sekolah bisnis bagi tunas wirausaha muda dan UMKM. Yuk bersinergi membangun Indonesia Jaya. Kalau bukan kita siapa lagi...



Sabtu, 19 Februari 2011

OPTIMISTIK & NEVER GIVE UP



Tidak mudah menjadi seorang yang selalu optimistik dan menjalani hidup ceria setiap detik. Diluaran sana terlalu banyak kerikil kehidupan yang setiap saat bisa memporakpondakan keceriaan dan optimisme kita. Beberapa diantaranya misalnya: bisa berupa pasangan hidup yang super ceriwis dan tidak bersyukur atas anugrah rezeki Allah, atau teman dan tetangga yang cemburu atas keberhasilan anda; kemacetan lalulintas, komitmen kerjasama yang dicederai secara sepihak, berita-berita negatif dan ribuan jenis  hambatan dan tantangan lainnya

Beruntung kini kita telah menyadari bahwa sumber kebahagiaan itu terutama berasal dari internal diri kita sendiri. Sedangkan sumber eksternal hanya berfungsi sebagai pelengkap saja atau penyempurna dari kualitas kehahagiaan kita. Ya, dalam menjalani hidup ditengah serba ketidakpastian dan ketidakterukuran perubahan lingkungan yang serba cepat dan kompleks sering kali membuat kita harus mengelus dada.
Inilah tantangan orang bahagia agar mampu berselansar diatas gelombang perubahan tersebut. Orang bahagia memilih untuk mengatasi masalah ketimbang meratapinya. Orang bahagia tidak tergantung kepada faktor eksternal dan lingkungannya, tetapi fokus pada pengembangan karakter pribadi. Dengan mindset ini,  Sukses dalam hidupnya tidak hanya semata-mata berarti berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat saja, tetapi juga berada di tempat yang salah pada waktu yang salah tetapi tidak menyerah. Ia menyadari bahwa kebesaran seringkali lahir dari bilik penderitaan dan kepedihan dimana kemampuan untuk mempertahankan arah dan memaafkan dipelajari. 
"Super achiever merespon rasa sakit secara berbeda dari orang kebanyakan. Mereka tidak mencari jalan lari tetapi pelajaran" tegas Philip Baker. Lebih lanjut tokoh ini  mengatakan dengan mengutip pendapat Robert Schuller, ”Masa sulit tidak bertahan selamanya tetapi orang kuat bertahan selamanya”. (Philip Baker penulis buku 'Rahasia Super Achiever Menggali 15 Karakter Pribadi Super').
Pendapat ini mengingatkan penulis dengan kisah –kisah para Nabi. Meski sebahagian besar para nabi tidak dilahirkan di lingkungan yang beradab, namun mereka tetap bahagia dan teguh memegang prinsip nilai, dan malah tampil sebagai pembaharu. Ini patut jadi renungan serta pembelajaran bagi kita. Manusia terbaik selalu optimis menjalani hidup karena menyadari dirinya sebagai sebaik-baik mahluk dan wakil Tuhan untuk mengubah dunia bagi kemakmuran manusia.  "Kebahagiaan bukanlah sebuah peristiwa dan bukan pula keinginan, tetapi kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa diciptakan di dalam diri" tegas Jim Rohn.
Dengan landasan pemikiran diatas, tak ada sesungguhnya yang bisa merampas kebahagiaan yang ditandai dengan spirit optimisme dan nevergive up tanpa seijin diri kita. Bila demikian adanya, yuk terus bertekad untuk bahagia setiap detik karena hanya orang bahagia yang layak mendapat amanat sukses.
Doa tulus kami mengiringi langkah sukses dan bahagia saudaraku tercinta.

Baca selengkapnya......

Senin, 07 Februari 2011

.ISO 26000 SR, Indonesian CSR Awards 2011 dan Kreativitas melaksanakan CSR


ISO 26000 SR  telah diumumkan secara resmi oleh lembaga ISO. Dengan demikian, perdebatan tentang defenisi dan standar pelaksanaan CSR telah berakhir. Kini agenda  bersama kita sebagai stakeholdernya adalah bagaimana memahami Petunjuk SR tersebut terutama 7 Prinsip nilai yang terkandung didalamnya dan kemudian menerjemahkannya di lapangan secara  kreatif dan kontekstual.

Kreatif berarti para pelaku usaha  dituntut untuk bisa menerjemahkan pelaksanaan CSR tersebut sesuai dengan kapasitas organisasi: ketersediaan SDM. Anggaran dan sarana prasarana bagi pelaksanaan CSR tersebut dilingkungan dunia usaha tersebut beroperasi.
Kata kunci keberhasilan suatu program CSR dalam pengertian ini tidak selalu bergantung pada jumlah dana, tetapi tergantung pada kreativitas pelaksanaan CSR yang bernilai tambah tinggi. Semakin smart suatu organisasi berkreasi dan berionovasi dalam memanaje karya CSR tersebut maka semakin baik hasilnya.  CSR tidak melulu soal uang. Bahkan  kemampuan suatu usaha mempromosikan nilai-nilai luhur kewirausahaan kepada masyarakat dilingkungannya hemat penulis juga termasuk karya CSR. Tidak ada salahnya misalnya, sebuah perusahaan mengirim karyawannya untuk mengisi training-training kewirausahaan ke sekolah-sekolah atau kelompok pembelajaran masyarakat disekitar perusahaan secara gratis. ini juga CSR. Perusahaan mencetak brosur atau buku hidup sehat dan dibagikan kepada masyarakat sekitar juga termasuk karya CSR. Idealnya tentu program pemberdayaan berkesinambungan sehingga kapasitas masyarakat dan meningkat dari waktu ke waktu sehingga ketika perusahaan berhenti beroperasi, maka masyarakat disekitarnya dapat tetap menjalani hidup mandiri dan bermutu tanpa tergantung pada perusahaan. Nah, inovasi dan kreativitas Pelaku Usaha dan tim menjadi kunci kesuksesan dari progam CSR ini.


Kontekstual artinya, dibutuhkan kepiawaian para manajer dan atau manajemen organisasi SR di berbagai unit bisnis, organisasi publik dan Organisasi sosial agar smart menetapkan program SR yang relevan dan tepat dengan kebutuhan sosial dan lingkungan di tempat organisasi tersebut beroperasi.

Hal ini penting untuk digaris bawahi. Pelaku Usaha tidak  boleh "latah" mengadopsi secara utuh apa yang terkandung didalam dokumen ISO. ISO sendiri mengatakan hal tersebut sebagai petunjuk ( guidance ) bukan panduan detail ( guideline) yang harus anda ikuti secara item-per item.

Dibeberap media penulis menemukan misalnya beberapa komentar tentang hal ini. Diantara komentar tersebut mengatakan bahwa karena tekanan internasional terutama soal lingkungan, maka perusahaannya lantas terpaksa membuat program CSR dalam penanganan lingkungan, Padahal disekitar perusahaannya  beroperasi terdapat lautan kemiskinan yang membutuhkan urun rembug nya- yang bila hal itu tidak ditunaikan, perusahaan tersebut bisa terancam operasinya.
Nah, disinilah diperlukan kejelian manajemen CSR melakukan tafsir dan kreativitas dalam melaksanakan CSR tersebut. Ingat ISO 26000 bersifat sukarela dan hanya memuat prinsip umum. Soal inplementasinya ada pada wewenang perusahaan dan lembaga. Jadi silahkan melakukan pemetaan sosial atau need assesment sehingga mengetahui secara tepat apa yang menjadi kebutuhan riel stakeholder perusahaan anda.

Upaya untuk menerjemahkan ISO 26000 SR dalam konteks persoalan sosial dan kemasyarakatan serta yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha ditanah air juga sudah dilakukan CFCD. Ijtihad cerdas ini patut diacungi jempol. Organisasi yang memiliki sekitar 250 dunia usaha ini memang sejak jauh-jauh hari telah mempromosikan CSR dan bahkan secara rutin melakukan pembelajaran dan sharing pelaksanaan CSR diantara anggota dan mira kerjanya. Baru-baru penulis berkesempatan menghadiri lauching Indonesian CSR Awards yang dilaksanakan lembaga tersebut. Luar biasa, antusiasme peserta untuk menghadiri acara tersebut.  Semoga inovasi cerdas semacam itu dapat diikuti oleh lembaga dan perusahaan lainnya sehingga nilai tambah program CSR dapat juga menjawab tantangan pembanguan sosial di Indonesia.

Akhirnya, semoga tekad bersama kita untuk mengurangi kemiskinan sesuai dengan komitmen MDGS dan mendongkrak jumlah pelaku usaha ditanah air bisa terwujud. Pelaku Usaha yang hidup jauh lebih beruntung harus berada digarda terdepan untuk mewujudkan hal tersebut. Salam bahagia selalu.



























Baca selengkapnya......

Rabu, 15 Desember 2010

" Mantra" Sukses itu adalah Melakukan Hal biasa, dengan Cara Luar Biasa

Menjadi bahagia dan sukses adalah impian setiap orang. Saya percaya itu. Saya sudah riset di internet. Terbukti kata ” bahagia” dan kata ” sukses” adalah dua kata terbanyak  yang di klik/dicari orang.  Sayang kesukaan banyak orang terhadap kedua kata tersebut,  tidak beriringan dengan fakta kehidupan nyata hari  ini .

Sekedar memberikan contoh.  Dalam buku  Tung Desem Waringin Financial revolution, dijelaskan umumnya  70 - 90% uang beredar di bumi ini hanya dikuasai oleh 5% orang Kaya.  Sisanya yakni 10% sumber daya kekayaan dunia harus dibagi oleh 90 % orang.  Ironisnya, bila kekayaan dunia dibagi rata kepada setiap orang dalam jumlah yang sama, dalam waktu lima tahun kemudian, komposisi kekayaan akan kembali seperti sedia kala, ha,,ha,,,ha.

Tentu data statistik tersebut, akurasinya boleh  dipertanyakan. Tetapi sebagai sebuah perbandingan, cukup masuk akal-karena faktanya dilingkungan kita pola perbandingan kaya - miskin, terdidik dan  tidak terdidik juga tak jauh dari pola tersebut . So, tak usah fokus pada perdebatan angka ini. Tapi mari kita analisis  substansi masalahnya. Kenapa bisa kesenjangan kesuksesan bisa demikian menganga?

Dalam buku rahasia sukses para juara, kami  juga menemukan beberapa data penting, yang menjadi pembeda orang sukses dan orang biasa. Yaitu bahwa umumnya orang sukses dan kaya itu adalah manusia biasa dengan etos kerja luar biasa. etos kerja luar biasa merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan sekaligus menjadi benang merah dalam setiap kesuksesan dalam profesi manapun.

Mari kita lihat pengejawahtaran rahasia sukses diatas dalam konteks dunia tulis menulis. Kebetulan, minggu-minggu terakhir ini, kami sedang belajar tentang cara paling sederhana mengajarkan teknik menulis dan mengelola media untuk konsumen kami di Kalimantan.  Tanggung jawab baru tersebut membuat kami harus  belajar dari banyak ahli.

Luar biasa, dari penelusuran berbagai literatur baik internet maupun buku-buku, hingga detik ini ( proses penulis bahan presentasi sdh nyaris mendekati 3 Minggu ) tidak menemukan rumusan paling sederhana dalam mengajarkan ilmu dan keterampilan tersebut.  Aneh, pikir penulis. Dunia ini sdh punya ratusan juta penulis, dan terdapat ratusan ribu media, kok rahasia ini belum juga dipublikasikan.

Nah, dari kegagalan menemukan rumusan smart dan sederhana tentang metode pengajaran jurnalistik tersebut, memotivasi kami  untuk memikirkan benang merah kesuksesan diatas dan menemukan satu kata yang hingga hari ini menari-nari di kepala penulis. Kata itulah menurut sejumlah pakar sebagai “mantra” sukses para penulis hebat. Kata itu pula yang menurut sejumlah pakar paling tepat untuk menggambarkan rahasia sukses para penulis hebat diberbagai bidang.  Kata tersebut juga menjadi semacam ruh kejuangan seorang jurnalis sekaligus pembeda antara jurnalis biasa dan jurnalis luar biasa. Apa itu? Sabar dulu dong,,,,,,,,,,nanti diakhir tulisan ini akan dibuka.

Sebelum kita mengetahui ” mantra sukses ” tersebut ada baiknya kita samakan dulu pengertian kita tentang etos kerja luar biasa. Orang biasa dengan etos kerja luar biasa, mengingatkan kami juga tentang buku karya Michael I Hurt yang mempubikasikan 100 tokoh paling berpengaruh dimuka bumi. Buku ini hebat sekali menurut kami. Secara singkat, buku tersebut menegaskan, bahwa manusia paling hebat dan berpengaruh ada Nabi.  Dan Nabi paling hebat adalah manusia biasa. Dengan demikian, apa dong rahasianya sehingga sang Nabi tersebut bisa menjadi luar biasa?

Hemat kami  rahasianya adalah terletak pada kekuatan mental juang para nabi tersebut.  Komitmen mereka untuk melayani manusia tidak saja ditampakkan, dalam bentuk keteladanan mempersembahkan karya terbaiknya, namun lebih dari itu mereka juga bersedia mewakafkan hidupnya untuk kebaikan sebanyak mungkin orang.

Umumnya para Nabi melewati tantangan dan penderitaan tiada tara. Tantangan yang mereka hadapi dalam menegakkan kebenaran yang diyakini nya tersebut, nyaris tak sebading dengan kualitas tantangan atau penderitaan yang kita hadapi. Namun, mereka tetap tegar, fokus pada tujuan akhir, kekeuh memegang prinsip. Mereka juga tetap bahagia hidupnya dari awal hingga akhir hayatnya berselansar dalam gelombang ujian yang tiada henti tersebut.
Kisah para Nabi dan juga kisah para orang sukses dimanapun nyaris tak lepas dari akumulasi tantangan dan penderitaan. Hidup mereka adalah menebarkan kebajikan baik dengan wacana, maupun dengan tindakan nyata sebagai role model otentik dalam mengatasi masalah dan menjadi solusi maker.
Hal yang sama dialami para penulis hebat, dan para jurnalis senior semakin meneguhkan prinsip kesuksesan abadi yang juga sudah kita warisi, ” berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian- bersakit-sakit dahulu, barulah menikmati buah perjuangannya kemudian”.

Dalam dunia jurnalistik, reportase  investigasi masih merupakan metode paling tinggi nilai pelaporannya.  Melalui metode investigasi seorang jurnalis dituntut untuk dapat menggali fakta dibalik peristiwa,  sambil menjaga keselamatan dirinya.  Seringkali sang jurnalis harus menelisik jalan berliku sebuah persitiwa, merangkainya dengan smart dan lalu juga dituntut untuk mampu menghidangkannya kepublik dengan bahasa paling mudah dipahami. Luar biasa.

Pertanyaannya, mungkinkah pekerjaan penuh resiko dan sarat tantangan tersebut diberikan kepada jurnalis rabun Ayam? Mungkinkah tugas maha berat tersebut dipikul oleh para jurnalis yang terbiasa duduk dibalik meja? Jawabannya tentu saja tidak. Menjadi penulis atau jurnalis hebat dengan demikian membutuhkan elan kejuangan, daya tahan prima, konsistensi dalam memegang prinsip dan komitmen untuk mempersembahkan karya terhebat bagi kepentingan khalayak ramai. Itulah etos kerja para maestro - yaitu orang biasa dengan etos kerja luar biasa. Etos ini disebut dalam satu kata, VITALITAS.

Vitalitas adalah mengerjakan hal biasa dengan cara luar biasa.  Vitalitas seorang jurnalis tangguh tak hanya tampak dari kecerdikannnya dalam menemukan peristiwa dan jalan ceritanya, tetapi ia juga dituntut untuk tetap smart dalam melakukan cek, ricek, tripel cek  jalan cerita tersebut. Sukses dengan dua tahapan tersebut, sang jurnalis itu juga harus cerdas menentukan sudut berita, menentukan lead atau intro dan terakhir adalah menulis berita dengan bahasa yang lugas, jernih, dan mudah dipahami oleh pembacanya.
Mungkingkah pekerjaan tersebut dilakukan oleh mereka yang tidak terlatih? Mungkinkah pekerjaan tersebut ditunaikan oleh jurnalis tanpa visi kesempurnaan dan motivasi superior?

Baca selengkapnya......

Senin, 13 Desember 2010

Sederhana tidak berarti Miskin

Mari merenung sejenak, apa saja nasehat orang tua kita kepada kita? Apa saja nasehat nasehat guru dan lingkungan kepada kita? Akumulasi nasehat -nasehat tersebutlah yang ikut membentuk wajah negeri kita hari ini.


Ungkapan tersebut kami peroleh dari guru penulis. Ungkapan bijak tersebut hingga hari ini terus mengiang-ngiang di telinga penulis ketika menyaksikan maraknya berbagai skandal di negeri tercinta ini- akibat pelakunya takut hidup sederhana. Ketakutan akan hari esok yang berlebihan tersebutlah, hemat penulis yang menjadi pemicu utama dari berbagai skandal hari ini.

Melekatnya nasihat bijak diatas pada perilaku murid-muridnya, salah satunya adalah karena sang guru tersebut sangat otentik dengan ucapannya. Selain memberi nasehat, ia juga terampil memberikan contoh dalam kehidupannya sehari-hari ( doing by example). Ia buktikan, meskipun hartanya banyak, tapi ia selalu tampil sederhana. Bajunya kemana-mana sangat sederhana dan lebih sering pakai warna putih. Dia bilang, baju itu tidak perlu mewah, yang penting tidak sobek dan tidak berbau. Dia juga bilang putih itu sederhana.

Anak sang guru itu juga cukup banyak lho, sekitar 11 orang, tapi sebelum ia meninggal justru ia wakafkan seluruh hartanya, sementara untuk anak-anak nya cukup diwariskan ilmu dan pengetahuan agama serta sebuah percetakan kecil yang menerbitkan buku-bukunya. Sudah puluhan tahun guru kami tersebut meninggal, hingga detik ini tak pernah tersiar khabar - bahkan sekedar gosip, bahwa anaknya menggugat wakaf orang tuanya. Yang terdengar adalah wakaf orang tuanya berupa sekolah dan bisnis terus berkembang biak untuk mensejahterakan orang banyak. Luar biasa.

Kini sebelas anaknya berhasil meneladani orang tuanya menjadi orang bahagia dan sukses pula. Tak hanya pendidikan mereka tinggi, akhlagnya juga mulia dan lebih dari itu hidupnya pun sederhana. Keteladanan ayahnya berderma pun tetap mereka warisi.

Ajaran ini hemat kami menarik untuk kita kaji. Bahwa sederhana itu tidak berarti miskin. Bahwa blue print kesuksesan yang diwariskan orang tua ikut membentuk warna hidup anak-anaknya kelak. Bila orang tua hanya trampil menasehati anaknya agar sukses dan sukses serta menjadi orang kaya saja, si anak mungkin akan bekerja keras untuk menjadi sukses dan menjadi kaya. Tapi apakah karakter dan gaya hidup sang anak itu akan berubah seiring dengan peningkatan kekayaannya dan kesuksesannya, tentu pola hidup warisan orang tua akan ikut mewarnai. Oh ya, menurut guru kami juga, bahwa kalau kita hidupnya sederhana, kalau kaya tidak akan sombong, dan kalaupun miskin tidak akan putus asa - karena sudah terbiasa hidup sederhana.

Mari merenung sejenak, apa saja nasehat orang tua kita kepada kita? Apa saja nasehat nasehat guru dan lingkungan kepada kita? Akumulasi nasehat -nasehat tersebutlah yang ikut membentuk wajah negeri kita hari ini. So, Sederhana itu tidak berarti miskin ! Kuotasi Motivator Mario Teguh berikut ini juga patut kita renungkan Sdrku sebagai bekal kita menghadapi hari esok yang lebih gemilang. Salam bahagia selalu !!

Baca selengkapnya......

Kamis, 28 Oktober 2010

Indonesian Incorporated: Sumpahku: Mengubah Sampah Menjadi Emas!

( sumber Foto:satu ambisi blogspot.com )


( sumber Foto: Rakyat demokrasi.wordpress.com)

Yuk bergerak sobatku, bung, jeng, mbak, dek dan saudaraku sebangsa dan setanah air
Yuk bergerak dengan karya, inovasi, wacana dan bahkan demo
Yuk bergerak dengan menjadi lebih baik setiap detik
Yuk bergerak mewujudkan indonesia incorporated mengubah sampah menjadi emas

Kita satu perahu: Yuk bergerak bersama dan bekerja sama
Kita adalah satu bangsa, satu cita-cita: Indonesia Jaya dan berkemakmuran,
Kita adalah satu tanah air, satu bahasa dan satu bangsa

Gerakan 28 mewariskan Indonesia Merdeka
Gerakan Angkatan 66 melahirkan Ordebaru
Gerakan Malari Melahirkan Koreksi Orientasi Pembangunan
Gerakan Angkatan 98 menata Demokrasi

( DH.ismail)
Kini problem kita adalah persoalan bencana, kemiskinan, keadilan sosial, nation and character building, manajemen konflik antar elemen bangsa, serta kompetisi antar bangsa dipasar bebas yang hyper dan serba cepat. Gerakan bersama kita harus menjawab semua akar masalah tersebut yaitu: Mengubah Sampah Menjadi Emas melalui Gerakan bersama berikut Ini:

1. Menaklukkan bencana di udara, darat dan dilautan
2. Bergerak dari mindset industri ke Mindset Agraria
3. Dari Mindset Daratan kepada Mindset Maritim
4. Dari Pemusatan pembangunan dikota kepada penguatan otonomi daerah
5. Dari era demokrasi tukang jawab, kepada demokrasi bertanggung jawab
6. Dari era saling iri ke era kerjasama dan apresiasi terhadap kompetisi sehat
7. Dari era kritik dan hegemoni wacana ke era do more talk less
8. Dari era otak kiri ke era otak kanan
9. Dari gerakan berbasis geng, suku kepada gerakan indonesia incorporated
10. Dari gerakan supremasi politik kepada gerakan supremasi hukum
11. Dari gerakan supremasi kekuasaan kepada gerakan nilai tambah dan prestasi
12. Dari gerakan modal asing kepada gerakan modal nasional

(Sumber foto: Rockberrywolf.student.mm.ac.id
Gerakan itu harus kita capai bersama seluruh stakeholder bangsa
Melalui Reshuffle Kabinet
Dari kabinet perhimpunan kepada kabinet pergerakan
Dari kabinet koaliasi politisi kepada gerakan Professionalisme
Dari Kabinet balas budi kepada kompetensi dalam bingkai nasionalisme otentik

Melalui partisipasi rakyat dan dunia usaha dalam pembangunan
Melalui Penguatan Sektor ekonomi Pro Rakyat
Melalui Penguatan SDM unggul yang menjadi a part of solution
Dan tangguh bersaing dengan bangsa lain
Dalam perkembangan tehnologi dan ekonomi globalisasi


Bergerak adalah Pertanda Hidup
Bergerak dari benalu kehidupan menjadi rahmat bagi semesta alam
Dari negara miskin jadi negara berdaya tawar hebat
Mengukir hari esok yang selalu lebih baik
Yuk bergerak,now or never, Change or Die !
The soldiers never die.....




Baca selengkapnya......

Selasa, 26 Oktober 2010

Dana CSR 12- 20 Triliun Pertahun





“Apabila problem Sosial Seperti Kemiskinan dan Pengangguran Tinggi pada suatu Bangsa,maka Solusinya adalah Kewirausahaan” ( M.Yunus/Grameen Bank )

Ungkapan sang Peraih Nobel perdamaian dan Pendiri Grameen Bank diatas, masih segar di ingatan kita. Ya, Muhammad Yunus lah sang pemilik kuotasi sukses tersebut. Tokoh ini sangat otentik dengan nasehat brilian diatas. Gramen Bank–bank untuk pengemis dan kaum miskin karya fenomenalnya terbukti mampu menyihir dunia. Bahkan lebih dari itu, Yunus juga memberikan sebuah keteladanan dan makna baru tentang kesuksesan yaitu “kehebatan seseorang tidak memadai lagi dilihat dari sejauh mana kapasitas seseorang dalam menapaki tangga sukses ( Zero to Hero ), tetapi kehebatan seseorang harus dilihat dari kemampuan seseorang untuk berbagi dan menginspirasi orang lain atau membantu orang miskin menggapai impian terbaiknya”. Kita doakan kebahagiaan, dan kekuatan lahir batin senantiasa tercurah kepada sang legenda perubahan tersebut.
Singkat cerita, Kini konsep Yunus memberdayakan kaum miskin melalui kewirausahaan, banyak diadopsi diberbagai negara termasuk di Indonesia. Malah, Di zaman kepemimpinan Bill Clinton sebagai Presiden AS pun konsep Yunus pernah di terapkan.

Namun, topik kajian kita kali ini tidak akan membahas lebih jauh tentang Kepahlawanan Yunus tersebut. Yang ingin kita kaji lebih mendalam adalah soal esensi dari quotasi sukses nya. “Apabila problem Sosial Seperti Kemiskinan dan Pengangguran Tinggi pada suatu bangsa, maka Solusinya adalah Kewirausahaan”.
Quotasi brilian tersebut, kembali menari-nari dibenak penulis, ketika baru-baru ini, penulis bersama Tim Juri GKPM Award menilai perusahaan-perusahan Nasional dan MNC serta BUMN yang peduli dengan Pemberdayaan Masyarakat Miskin.

Kesempatan emas tersebut, penulis gunakan sebaik-baiknya untuk melihat lebih dekat tentang “sentuhan pemberdayaan” yang dilakukan para enterpreneur tercerahkan dibeberapa perusahaan ditanah air. Bagaimana para CDO dan para Manajer CSR perusahaan-perusahaan hebat tersebut berlomba mengukir kebajikan dalam memberdayakan orang miskin yang sarat dengan sentuhan kreativitas, sangat manusiawi sehingga berhasil guna Memandirikan orang-orang miskin ilmu, miskin harta, miskin etika dan tak sedikit juga yang miskin karena pemalas, dan beragam penyakit sosial lainnya tersebut hingga menjadi manusia mandiri serta berkarakter.
Tentu pekerjaan tersebut tidak mudah. Seorang CDO bercerita kepada penulis bagaimana ia dikejar-kejar oleh peserta binaannya sambil mengacungkan pedang, padahal sang CDO tersebut sedang bekerja keras untuk menolong atau mengangkat harkat dan martabat orang tersebut. “annasu a’dau ma Jahilu ( orang bodoh seringkali menyalahkan orang pintar karena ketidaktahuannya ) demikian ungkapan bijak berkata. Singkatnya, tugas seorang CDO dalam meningkatkan kemandirian masyarakat tidak mudah.
Namun, faktanya dengan sentuhan seorang wirausaha, yang umumnya bermental ” never Give up”, kreatif dan inovatif dalam menemukan metode-metode baru pemberdayaan masyarakat, terbukti serta berwatak pembelajar, mereka mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Banyak dunia usaha berhasil gemilang memandirikan orang miskin tersebut.
Catatan tim juri yang diketuai Tumpak Simanjuntak, menunjukkan, terbukti banyak perusahaan yang berhasil memandirikan masyarakat. Pengamatan penulis dilapangan pun mengatakan hal yang sama. Ketika, beberapa bank Nasional dan Bank Swasta telah memblack klist beberapa daerah tententu, karena gagal memenuhi kewajibannya membayar uang pinjamannya dari bank tersebut, justru dana bergulir beberapa lembaga keuangan Mikro yang merupakan CSR dunia usaha, berhasil beroperasi di kampung –kampung tersebut. Ini contoh nyata yang pernah penulis saksikan dibeberapa desa di Kalimantan. Metode memang terkadang lebih mujarab dari pada ajaran. Jadi, sangat Luar biasa sekali, kontribusi dunia usaha kita dalam mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan masyarakat.

CSR adalah Tanggung Jawab, bukan Sumbangan !
Dahulu, ketika program CSR belum menjadi budaya perusahaan, bisnis seringkali dipandang sebagai mahluk rakus dan serakah. ” Bisnis adalah entitas pencetak laba dan untung, titik !” ungkapan itu yang sering kita dengar. Namun, kini, ketika dunia usaha telah rajin berderma, trampil berbagi sukses melalui CSRnya, maka serta –merta kesan tersebut hilang dan malah sebaliknya tak sedikit dari anak-anak binaan PKBL dan CSR dunia usaha yang bermimpi untk menjadi pengusaha sukses yang dermawan. Dengan demikian, CSR tidak saja berfungsi sebagai agent pengentasan kemiskinan, tetapi juga menjadi agent transformator nilai-nilai unggul kewirausahaan.
Survey lembaga-lembaga kredibel baik nasional maupun internasional mengatakan hal serupa. Pada akhirnya, CSR terbukti memiliki implikasi positif tidak saja bagi masyarakat tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri. Tak heran di negara-negara yang telah maju tingkat peradabannya, CSR telah digunakan sebagai salah satu alasan ( preferensi) konsumen dalam membeli produk atau jasa suatu perusahaan. Masyarakat yang kritis hanya mau membeli produk perusahaan-perusahaan yang terbukti telah menjalankan CSR dengan baik.
Pendekatan keamanan atau kekuasaan dengan mengintimidasi masyarakat yang kritis -terutama mereka yang terkena dampak langsung dari akibat negatif eksplorasi Sumber daya alam telah dianggap kuno. Malah cara-cara semacam itu kini dipandang sebagai kejahatan kemanusiaan. Sebaliknya kini perusahaan akan merasa lebih bahagia dan otentik bila mampu berbagi dengan orang-orang kurang beruntung disekitarnya.
Potensi Dana CSR mencapai puluhan triliun
Suka atau tidak suka, pengaruh CSR internasional turun menyemarakkan kegiatan CSR di tanah air. Selain itu, Regulasi yang “tertunda” dari pemerintah tentang undang –undang PT yang juga mengatur CSR ( karena belum Ada PP nya ) juga ikut menyemarakkan kajian CSR. Tentu saja pengaruh lembaga-lembaga Konsultan CSR seperti CFCD, Konsorsium CSR dan lain sebagainya, tak boleh dinafikan dan last but not juga dorongan dari beberapa kementerian seperti Kemensoso, BUMN yang mewajibkan dana PKBL dan Kementerian Kehutanan serta lingkungan Hidup.

Saat ini misalnya, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dari tanggal 21 hingga 24 Oktober menggelar acara yang bertajuk Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Expo dan Award 2010 di Jakarta Convention Center. Acara ini merupakan kelanjutan dari acara serupa pada tahun 2009 lalu dan menjadi sarana yang efektif dalam menyebarluaskan informasi mengenai kinerja dan pencapaian program-program pemberdayaan masyarakat misalnya melalui Program PNPM Mandiri.

“Potensi dana corporate social responsibility (CSR) sebenarnya dapat digunakan untuk menekan angka kemiskinan per tahun mencapai Rp 20 triliun. Dengan potensi tersebut Indonesia sebenarnya tidak perlu berutang ke luar negeri. Sayangnya dana CSR masih belum sepenuhnya dikelola secara terarah,”kata Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kemenko Kesra, Sujana Royat dalam keterangannya kepada para wartawan di Jakarta Convention Center.


Menurutnya dana CSR yang bisa digalang dari swasta yaitu sebanyak 700 perusahaan swasta, selain dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Untuk BUMN sudah kami tetapkan besarnya CSR 5 persen dari keuntungan, sementara untuk swasta persentasenya tidak ditentukan tetapi sudah diwajibkan menyisihkan sebagian laba untuk CSR,” jelasnya.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan Pelaksanaan CSR harus dipandang sebagai sebuah keniscayaan bagi dunia usaha bukan karena tekanan, tetapi karena panggilan dan konskwensi dari pilihan profesi sebagai pengusaha yang dalam catatan sejarah dikenal sebagai icon kemajuan dan agent transformator nilai. Fakta juga menunjukkan, hanya perusahaan-perusahan yang smart menjalankan peran sosial dan lingkungannya yang mampu bertahan melampaui usia pendirinya.

Akhirnya, semoga keteladanan para pengusaha dermawan yang telah menjalankan peran sosial dan lingkungannya ini dengan baik, dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk menciptakan situasi kondusif berwirausaha di Indonesia, agar setiap dunia usaha terus memiliki kapasitas memproduksi telur emasnya untuk kebaikan sebanyak mungkin orang.

Akhirnya, Selamat kepada para peraih GKPM Awards. Lanjutkan terus perjuangannya, karena “Kalau bukan kita, siapa lagi dan kalau tidak saat ini kapan lagi”. Yuk jadi pengusaha Dermawan dan Jayalah Negri kita tercinta.

Baca selengkapnya......

Sabtu, 23 Oktober 2010

GKPM Award 2010: Berlomba Memakmurkan Rakyat



"Jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan mencapai 10 sampai 20 triliun pertahun untuk pemberdayaan masyarakat. Hal ini patut kita apresiasi" tegas Agung Laksono yang datang ke acara Temu Forum CFCD jumat sore

"Indonesia patut berbangga, karena masih punya banyak dermawan. Meski kemiskinan masih mendera sebuah bangsa yang berusia 65 tahun ini tapi tak perlu begitu resah apalagi putus asa, karena banyak pejuang sosial dan sosial enterpreneur yang secara konsisten terus berjuang untuk mengentaskan kemiskinan. Angka Kemiskinan memang masih cukup tinggi yakni sekitar 30 juta orang lebih dan dunia usaha tangguh di Indonesia diperkirakan sejumlah 50 Ribu. Bila masing-masing perusahaan mau melakukan CSR dan memberdayakan Kaum Miskin, maka tugas 1 perusahaan cukup memandirikan 600 orang miskin.
Persoalannya adalah apakah seluruh dunia usaha sudah melakukan CSR atau belum? Apakah pelaksanaan CSR yang dilakukan dunia usaha sudah berkualitas, efektif dan efesien serta selaras dengan kebutuhan riel masyarakat miskin?

Sharing sesama pelaku CDO dan atau manajer CSR seperti yang kita lakukan sore ini menjadi sebuah keniscayaan. Karena itu forum semacam CFCD yang terus menerus memotivasi, mengedukasi dan mendorong pelaksanaan CSR secara berkualitas patut kita dukung" demikian kesimpulan talkshow Best Practise CSR di Jakarta Convention Center, Jumat, 22 Oktober 2010 yang dibacakan oleh Suharman Noerman sekaligus moderator Talk Show Tersebut. Tampil Sebagai pembicara sore itu, Bayu Dwi Puji dari Astra Internasional, Akmal Azis dari Bakrie Sumatra Plantasion, Lambertus Siregar dari Toba Lestary dan DH.Ismail, M.Si ( pemimpin redaksi majalah CSR Review ).

Itulah salah satu rangkaian acara GKPM Award dan Expo yang dilaksanakan Kementerian Kesejahteraan Rakyat di Jakarta Convention Center, 21-24 Oktober. Pameran GKPM Award kali ini diikuti 8 kementerian, 22 pemerintah daerah, 16 BUMN dan perusahaan swasta, serta 48 usaha kecil menengah (UKM).
Dalam rangkaian Pameran GKPM juga diisi dengan acara Temu Nasional CDO, Seminar Pembedahan PNPM, CSR Expo, PNPM Expo, National Summit, CSR Summit, GKPM Award, Temu Forum PT.Telkom CSR Best Practice for MDGs dan berbagai seminar kisah sukses pemberdayaan masyarakat dan pagelaran seni.

Menko Kesra Agung Laksono menyempat diri untuk meninjau lokasi pameran sekaligus menghadiri Temu Forum CFCD. Dalam kesempatan tersebut, Menko menyampaikan apresiasi yang setingginya-tingginya kepada pelaku dunia usaha yang peduli pada pemberdayaan masyarakat melalui CSR. "Jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan mencapai 10 sampai 20 triliun pertahun untuk pemberdayaan masyarakat. Hal ini patut kita apresiasi" tegas Agung Laksono yang datang ke acara Temu Forum CFCD jumat sore.

Mantan ketua DPR RI ini juga menyempatkan diri untuk memberikan perhargaan kepada para pemenang lomba dari Perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional yang telah berpartisipasi dalam pembangunan Millinenium Development Goal.

Diantara perusahaan yang menerima perhargaan antara lain: PT. Bakrie Sumatra Plantation, PT.Arutmin Indonesia, PT. Freefort, PT. Telkom Indonesia, PT. Indonesian Power, PT. Astra Internasional dan beberapa perusahaan lainnya.
Tumpak Simanjuntak yang menjadi ketua dewan juri GKPM Award mengatakan bahwa cukup banyak perusahaan nasional yang berkontribusi signifikan dalam pencapaian MDGS melalui program CSR perusahaan. "Berdasarkan penilain tim Juri Indipendent dan unsur dewan pertimbangan CFCD perusahaan-perusahaan yang menerima award pada ajeng GKPM Award tahun ini terbukti telah berjasa meningkatkan kualitas hidup orang miskin. Ada diantara perusahaan yang secara sukarela dan konsisten menunjukkan keberpihakannya untuk memberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat. Diantara program CSR perusahaan yang terpuji adalah: Melakukan pemberantasan penyakit TBC, Diare dan Malaria, Menyediakan sarana prasarana air bersih untuk rakyat miskin, membuat penghijauan di lahan kering, merehabalitasi rumah-rumah warga Miskin, membuat Lembaga keuangan Mikro hingga membangunkan sarana prasana jalan untuk akses warga miskin, tegasnya.
Pandangan senada disampaikan Iskandar Sembiring dari CFCD. Menurut Sekjend CFCD, Kontribusi CSR dunia usaha yang bergabung dalam CFCD saat ini mencapai 300 perusahaan baik perusahaan skala nasional dan multinasional serta UKM dan telah berkontribusi triliunan rupiah dana CSR bagi pengentasan kemiskinan dan dan pemberdayaan masyarakat.

Karena itu organisasi CFCD selalu memberikan apresiasi sebagai bentuk dukungan kepada dunia usaha dan organisasi sosial kemasyarakatan semacam itu.
" Acara GKPM award ini merupakan kelanjutan dari event serupa yang dilaksanakan tahun lalu. Setiap tahun keinginan dunia usaha, unsur pemerintah dan unsur masyarakat untuk mengikuti event semacam ini terus meningkat. Ini jadi tanda dan pertanda semakin meningkatknya rasa kesetiakawanan masyarakat untuk sama-sama membangun bangsa" tegas nya.

Sebulan yang lalu ditempat yang sama Kementerian Sosial bekerjasama dengan CFCD juga sukses melaksanakan KSN Award yang dibuka langsung oleh Wapres Dalam kesempatan itu beberapa perusahaan yang memiliki program kepedulian sosial yang tinggi juga dianugrahi award. ( DH.Ismail )

Baca selengkapnya......