DH. Ismail Sitanggang, M.Si, Direktur Visi Aulia Jaya Group, perusahaan yg bergerak di bidang Penerbitan, Percetakan, Event Organizer & Konsultan bisnis. Mantan Ketua Bid. Promosi Kader HMI cabang Ciputat, Ketua Dewan Predium Formasi, Pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, DPP BISMA dan pengurus KAHMI, kini dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Perusahaan Majalah CSR Review, pengurus CFCD DKI Jakarta, BKKKS Jakarta. Selain aktif mengurusi bisnis dan beragam organisasi yang diikutinya, ia juga mulai menekuni karir di bidang training motivasi dan tulis menulis. Suami dari Tety Muhithoh-Mahasiswi Pasca Sarjana UI- ini telah menulis 7 buku & puluhan buku lainnya yang ditulis bersama tim Visi Aulia Jaya dan rekan-rekan bisnisnya. Menurut Pengagum KH. Imam Zarkasyi, Achmad Bakrie, Om William ini, Indonesia akan sejahtera bila banyak pengusahanya. Untuk obsesi tersebut kini ayah tiga putra ini bersama timnya sedang bekerja keras membangun sekolah bisnis bagi tunas wirausaha muda dan UMKM. Yuk bersinergi membangun Indonesia Jaya. Kalau bukan kita siapa lagi...



Sabtu, 19 Februari 2011

OPTIMISTIK & NEVER GIVE UP



Tidak mudah menjadi seorang yang selalu optimistik dan menjalani hidup ceria setiap detik. Diluaran sana terlalu banyak kerikil kehidupan yang setiap saat bisa memporakpondakan keceriaan dan optimisme kita. Beberapa diantaranya misalnya: bisa berupa pasangan hidup yang super ceriwis dan tidak bersyukur atas anugrah rezeki Allah, atau teman dan tetangga yang cemburu atas keberhasilan anda; kemacetan lalulintas, komitmen kerjasama yang dicederai secara sepihak, berita-berita negatif dan ribuan jenis  hambatan dan tantangan lainnya

Beruntung kini kita telah menyadari bahwa sumber kebahagiaan itu terutama berasal dari internal diri kita sendiri. Sedangkan sumber eksternal hanya berfungsi sebagai pelengkap saja atau penyempurna dari kualitas kehahagiaan kita. Ya, dalam menjalani hidup ditengah serba ketidakpastian dan ketidakterukuran perubahan lingkungan yang serba cepat dan kompleks sering kali membuat kita harus mengelus dada.
Inilah tantangan orang bahagia agar mampu berselansar diatas gelombang perubahan tersebut. Orang bahagia memilih untuk mengatasi masalah ketimbang meratapinya. Orang bahagia tidak tergantung kepada faktor eksternal dan lingkungannya, tetapi fokus pada pengembangan karakter pribadi. Dengan mindset ini,  Sukses dalam hidupnya tidak hanya semata-mata berarti berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat saja, tetapi juga berada di tempat yang salah pada waktu yang salah tetapi tidak menyerah. Ia menyadari bahwa kebesaran seringkali lahir dari bilik penderitaan dan kepedihan dimana kemampuan untuk mempertahankan arah dan memaafkan dipelajari. 
"Super achiever merespon rasa sakit secara berbeda dari orang kebanyakan. Mereka tidak mencari jalan lari tetapi pelajaran" tegas Philip Baker. Lebih lanjut tokoh ini  mengatakan dengan mengutip pendapat Robert Schuller, ”Masa sulit tidak bertahan selamanya tetapi orang kuat bertahan selamanya”. (Philip Baker penulis buku 'Rahasia Super Achiever Menggali 15 Karakter Pribadi Super').
Pendapat ini mengingatkan penulis dengan kisah –kisah para Nabi. Meski sebahagian besar para nabi tidak dilahirkan di lingkungan yang beradab, namun mereka tetap bahagia dan teguh memegang prinsip nilai, dan malah tampil sebagai pembaharu. Ini patut jadi renungan serta pembelajaran bagi kita. Manusia terbaik selalu optimis menjalani hidup karena menyadari dirinya sebagai sebaik-baik mahluk dan wakil Tuhan untuk mengubah dunia bagi kemakmuran manusia.  "Kebahagiaan bukanlah sebuah peristiwa dan bukan pula keinginan, tetapi kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa diciptakan di dalam diri" tegas Jim Rohn.
Dengan landasan pemikiran diatas, tak ada sesungguhnya yang bisa merampas kebahagiaan yang ditandai dengan spirit optimisme dan nevergive up tanpa seijin diri kita. Bila demikian adanya, yuk terus bertekad untuk bahagia setiap detik karena hanya orang bahagia yang layak mendapat amanat sukses.
Doa tulus kami mengiringi langkah sukses dan bahagia saudaraku tercinta.

Baca selengkapnya......

Senin, 07 Februari 2011

.ISO 26000 SR, Indonesian CSR Awards 2011 dan Kreativitas melaksanakan CSR


ISO 26000 SR  telah diumumkan secara resmi oleh lembaga ISO. Dengan demikian, perdebatan tentang defenisi dan standar pelaksanaan CSR telah berakhir. Kini agenda  bersama kita sebagai stakeholdernya adalah bagaimana memahami Petunjuk SR tersebut terutama 7 Prinsip nilai yang terkandung didalamnya dan kemudian menerjemahkannya di lapangan secara  kreatif dan kontekstual.

Kreatif berarti para pelaku usaha  dituntut untuk bisa menerjemahkan pelaksanaan CSR tersebut sesuai dengan kapasitas organisasi: ketersediaan SDM. Anggaran dan sarana prasarana bagi pelaksanaan CSR tersebut dilingkungan dunia usaha tersebut beroperasi.
Kata kunci keberhasilan suatu program CSR dalam pengertian ini tidak selalu bergantung pada jumlah dana, tetapi tergantung pada kreativitas pelaksanaan CSR yang bernilai tambah tinggi. Semakin smart suatu organisasi berkreasi dan berionovasi dalam memanaje karya CSR tersebut maka semakin baik hasilnya.  CSR tidak melulu soal uang. Bahkan  kemampuan suatu usaha mempromosikan nilai-nilai luhur kewirausahaan kepada masyarakat dilingkungannya hemat penulis juga termasuk karya CSR. Tidak ada salahnya misalnya, sebuah perusahaan mengirim karyawannya untuk mengisi training-training kewirausahaan ke sekolah-sekolah atau kelompok pembelajaran masyarakat disekitar perusahaan secara gratis. ini juga CSR. Perusahaan mencetak brosur atau buku hidup sehat dan dibagikan kepada masyarakat sekitar juga termasuk karya CSR. Idealnya tentu program pemberdayaan berkesinambungan sehingga kapasitas masyarakat dan meningkat dari waktu ke waktu sehingga ketika perusahaan berhenti beroperasi, maka masyarakat disekitarnya dapat tetap menjalani hidup mandiri dan bermutu tanpa tergantung pada perusahaan. Nah, inovasi dan kreativitas Pelaku Usaha dan tim menjadi kunci kesuksesan dari progam CSR ini.


Kontekstual artinya, dibutuhkan kepiawaian para manajer dan atau manajemen organisasi SR di berbagai unit bisnis, organisasi publik dan Organisasi sosial agar smart menetapkan program SR yang relevan dan tepat dengan kebutuhan sosial dan lingkungan di tempat organisasi tersebut beroperasi.

Hal ini penting untuk digaris bawahi. Pelaku Usaha tidak  boleh "latah" mengadopsi secara utuh apa yang terkandung didalam dokumen ISO. ISO sendiri mengatakan hal tersebut sebagai petunjuk ( guidance ) bukan panduan detail ( guideline) yang harus anda ikuti secara item-per item.

Dibeberap media penulis menemukan misalnya beberapa komentar tentang hal ini. Diantara komentar tersebut mengatakan bahwa karena tekanan internasional terutama soal lingkungan, maka perusahaannya lantas terpaksa membuat program CSR dalam penanganan lingkungan, Padahal disekitar perusahaannya  beroperasi terdapat lautan kemiskinan yang membutuhkan urun rembug nya- yang bila hal itu tidak ditunaikan, perusahaan tersebut bisa terancam operasinya.
Nah, disinilah diperlukan kejelian manajemen CSR melakukan tafsir dan kreativitas dalam melaksanakan CSR tersebut. Ingat ISO 26000 bersifat sukarela dan hanya memuat prinsip umum. Soal inplementasinya ada pada wewenang perusahaan dan lembaga. Jadi silahkan melakukan pemetaan sosial atau need assesment sehingga mengetahui secara tepat apa yang menjadi kebutuhan riel stakeholder perusahaan anda.

Upaya untuk menerjemahkan ISO 26000 SR dalam konteks persoalan sosial dan kemasyarakatan serta yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha ditanah air juga sudah dilakukan CFCD. Ijtihad cerdas ini patut diacungi jempol. Organisasi yang memiliki sekitar 250 dunia usaha ini memang sejak jauh-jauh hari telah mempromosikan CSR dan bahkan secara rutin melakukan pembelajaran dan sharing pelaksanaan CSR diantara anggota dan mira kerjanya. Baru-baru penulis berkesempatan menghadiri lauching Indonesian CSR Awards yang dilaksanakan lembaga tersebut. Luar biasa, antusiasme peserta untuk menghadiri acara tersebut.  Semoga inovasi cerdas semacam itu dapat diikuti oleh lembaga dan perusahaan lainnya sehingga nilai tambah program CSR dapat juga menjawab tantangan pembanguan sosial di Indonesia.

Akhirnya, semoga tekad bersama kita untuk mengurangi kemiskinan sesuai dengan komitmen MDGS dan mendongkrak jumlah pelaku usaha ditanah air bisa terwujud. Pelaku Usaha yang hidup jauh lebih beruntung harus berada digarda terdepan untuk mewujudkan hal tersebut. Salam bahagia selalu.



























Baca selengkapnya......